Senin, 09 Mei 2011

Nike Ardilla In Death She Soared

Nike Ardilla The First Lady In Music

Album pertamanya laku lebih dari 500.000 copies…menyusul album ke-2 nya yang mensejajarkan dia ke dalam musisi papan atas terjual 2 juta copies dan mendapatkan BASF Award 1990 best selling album…album terakhirnya laku lebih dari 3 juta copies di indonesia saja..total dengan di penjualan ASEAN 5 juta copies…karir nike di dunia musik mungkin singkat hanya 6 tahun…tapi telah menghasilkan 10 album yang sukses dengan rata2 penjualan album lebih dari 1 juta copies…
10 Major album + album the best yang di release sampai sekarang mungkin nike sudah merelease lebih dari 40 buah album musik….

kepopularan..sampai sekarang 12 tahun kematian nike ardilla…orang2 masih mengenang Nike Ardilla…dan namanya pun masih me-legenda…Tabloid Nova tahun 2007 dalam edisi yang ke-1000 eksemplar meng-claimed kalau Tabloid NOVA edisi Nike Ardilla bulan maret 1995 sebagai Tabloid Nova terlaris sepanjang NOva beredar..tahun 1986-2007 terjual lebih dari 850.000 eksemplar…Infotainment silet di edisi ke-100 episode…menempatkan edisi Nike Ardilla sebagai rating tertinggi ke-2 silet setelah edisi perseteruan rhoma irama dan inul daratista…bahkan di tahun 1990-an dominasai nike ardilla tak terkalahkan…Film laris alias box office banyak di bintangi oleh nike..sinetron dengan rating tinggi sering banyak menampilkan nike ardilla di stasiun TV swasta waktu itu…model pun di gelutinya menjadi gadis sampul 1990 adalah buktinya…festival pun di jajal menjadi juara 1 nyanyi se-asia pasific di shanghai china 1991..bintang iklan pun tak lupat dari dominasi nike di kala itu…jika di tanya siapa penyanyi dan artis yang paling popular di tahun ’90-an pasti jawabnya NIke ARdilla…
tapi nike ardilla tidak butuh julukan Diva…she’s more than a diva…
dan julukan untuk nike ardilla bukan lah diva…tapi…
Nike Ardilla is a First Lady in the Indonesia Music Industry History Ever…
Yup Nike Ardilla adalah First Lady di dunia musik

Resensi Nike Ardila

atnadilla

Blog ini
Di-link Dari Sini
Web
Blog ini
 
 
 
 
Di-link Dari Sini
 
 
 

Web
 
 
 

Rabu, 01 Juli 2009

Resensi Kaset Nike Ardilla


Mengikuti berita-berita yang berkaitan dengan meninggalnya Nike Ardilla,sungguh menarik.Ia bukan bintang besar macam almarhum Bing Slamet atau S.Bagio,bukan pula artis karismatis macam Iwan Fals atau Oma Irama.Ia cuma gadis cantik berwajah sendu dan kurang memancarkan kecerdasan.Suara serta aktingnya pun rata-rata.Ia jauh dari bayangan Marilyn Monroe yang dipujanya,atau pun Madonna yang pertunjukan maupun penampilannya selalu mengehebohkan.

Namun agaknya Nike memiliki berbagai simbol yang menjadi harapan dan impian masyarakat kita,sekaligus mempertautkan mereka dengan sejumlah kegelisahan bawah sadar yang telah begitu lama tak mampu diredakan.Sehingga jadilah Nike--dengan kematian tragisnya-- sosok yang sanggup meletupkan segala macam isi hati masyarakat,yang di dalamnya terdapat masyarakat media massa.



Hingga menjelang 40 hari meninggalnya,menurut berita yang mengutip pengakuan keluarganya,sekitar dua ribu penggemar masih menyambangi rumahnya di Bandung.Mereka datang bukan hanya dari sekitar Bandung,tapi juga dari berbagai wilayah Indonesia bahkan Malaysia,Brunai,dan Singapura!!
Media massa pun masih terus menggulirkan informasi seputar dirinya.Keluarganya pun sampai membangun museum serta membangun makam khusus untuk memudahkan ziarah.

Nike Ardilla tiba-tiba menyadarkan kita,terutama kalangan yang selama ini kurang hirau pada dunia bintang Indonesia karena dianggap lebih dekat dengan stempel "tidak mutu",bahwa dirinya punya tempat istimewa di lingkungan masyarakat penggemar pop culture.Dan sudah pasti pula hal itu akan membawa konsekuaensi manis bagi pasar yang haus akan sensasi dan keuntungan.




Sepanjang tahun 2005 sampai dengan bulan September ini, ada 4 Album Kompilasi Nike Ardilla dan 1 Album Deddy Dores khusus mengenang 10 tahun kepergian Nike Ardilla yang beredar di pasar musik tanah air. Dari 4 album kompilasi Nike tersebut, satu diantaranya hanya beredar dalam bentuk CD. Album-album tersebut melengkapi album-album kompilasi Nike Ardilla produksi Music plus yang masih beredar sampai dengan Desember 2005 nanti seperti Best of the Best I & 2 dan Best Slow 1 & 2. Untuk lebih jelasnya, berikut resensi kelima album yang direlease tahun 2005 tersebut.



PRIVATE COLLECTION NIKE ARDILLA & DEDDY DORES
Produksi : PT. Harmonika Irama Kharisma dan PT. Opera Swara Genta
Tahun : 2005
Format : CD

CD ini berisi 14 lagu perpaduan Hits Nike Ardilla dan Deddy Dores. CD ini direlease di awal tahun dan cukup bisa mengobati kerinduan penggemar Nike dengan lagu Rona-Rona Biru yang tidak terdapat di kompilasi the best yang diproduksi Music Plus. Bagi penggemar-penggemar baru, tentu saja lagu Rona-Rona Biru ini masih cukup asing ditelinga.

Sayangnya proporsi antara Nike dan Deddy Dores tidak berimbang. Dari 14 lagu yang ada, Nike hanya menyanyikan 4 lagu, dan 2 diantaranya duet dengan Deddy Dores. Selebihnya didominasi oleh Deddy Dores dan satu lagu yang dinyanyikan secara keroyokan oleh sahabat Nike bertajuk Selamat Jalan Nike. Dengan demikian, Nike terkesan hanya sebagai Bintang tamu saja.

Yang menjadi nilai plus CD ini, pemilihan foto Nike untuk Cover yang lain dari yang lain. Bagi penggemar Nike, mungkin baru melihat foto Nike yang ini. Nike tampil sangat bersahaja disini.





BEST OF THE BEST NIKE ARDILLA
Produksi : PT. Harmonika Irama Kharisma dan Harpa Records
Tahun : 2005
Format : Kaset




Kaset ini berisi 18 lagu yang tidak semuanya dinyanyikan oleh Nike Ardilla dan sebagian sudah ada di CD Private Collection. Nike hanya membawakan 5 lagu disini, dua diantaranya duet dengan Deddy Dores dan satu diantaranya yaitu lagu Kelap-Kelip Cinta adalah lagu baru. 13 lagu lainnya dinyanyikan oleh penyanyi lain seperti Yessy Gasela, Deddy Dores, Wulan, Kumpulan artis Sahabat Nike dan Robby NS.

Sebenarnya, album ini bisa menjadi pengobat rindu para penggemar Nike yang selalu menunggu-nunggu sesuatu yang baru dari Nike. Sayangnya, album ini terkesan dibuat terburu-buru dan asal jadi sehingga kualitasnya menjadi kurang bagus. Foto Nike untuk cover saja sama dengan CD Private Collection terdahulu.

Entah pertimbangan apa yang diambil produser album ini sehingga tidak menempatkan lagu Kelap-kelip Cinta sebagai lagu andalannya. Padahal lagu ini terbilang baru dan masih asing di telinga para penggemar Nike yang tentu akan mengundang penasaran dan dengan demikian bisa mendongkrak angka penjualannya.

Yang lebih mengecewakan lagi, Yessy Gasela kurang maksimal menyandang tugas untuk menyanyikan kembali lagu-lagu yang dulu sangat popular dinyanyikan Nike, padahal ia menyanyikan 8 lagu disini. Sebagai penyanyi senior seangkatan Nike, seharusnya Yessy bisa menunjukkan kelasnya. Tapi disini Yessy tidak menunjukkan penguasaan vocal yang prima malah banyak lengkingan vocal yang tidak berpower dan berkesan cengeng. Dan hasilnya, sudah bisa dipastikan lagu-lagu yang dulu begitu indah dinyanyikan Nike, di album ini lagu-lagu tersebut jadi sangat tidak enak untuk didengarkan.

Album ini memang mengecewakan, meskipun produser sudah mencoba mengemasnya dengan cover yang cukup ekslusif, tapi itu tidak bisa menutupi kekurangannya. Bandingan dengan album Ingin Kulupakan produksi Music Plus tahun 1999 yang lalu. Dan mungkin karena itulah setelah kurang lebih sebulan beredar di pasaran, album ini harus ditarik lagi dari peredaran dengan alas an salah cover.

LAGU-LAGU UNGGULAN NIKE ARDILLA
Produksi : Harpa Records.dan PT. Resswara Rodakreasi
Tahun : 2005
Format : Kaset

Kamis, 05 Mei 2011

Susahnya Meraih Gelar Sarjana

Susah banget deh ngerjain ini tugas. harus ke lembaga2 pemerintahan yg resmi. lanjutkanlah dan syukuri aja.

Selasa, 12 April 2011

Good Bye Nike Ardila

HARI-HARI TERAKHIR NIKE DENGAN PARA SAHABATNYA


Hari-Hari Akhir Nike Di Tengah Sahabat-Sahabat Tercinta.

nikeardilal_jr_018.jpg

ADEGAN, AIR MATA. Kepergian Nike Ardilla memang sangat mengagetkan. Bukan
saja bagi kalangan pers, penggemar, tapi juga kawan-kawan seprofesinya.
Tidak ada yang menduga, si cantik yang baru saja menyelesaikan album kedelapannya,
Sandiwara Cinta harus menghadap ke hadirat Allah SWT dalam usia yang
masih muda.

Begitu banyak keinginan yang belum tercapai. Melaksanakan umroh ke tanah Suci Mekah,
melanjutkan sekolah ke Australia dan membeli rumah.

Menjelang hari-hari terakhirnya,
Keke memang sedikit lain. Tapi tak seorangpun menyangka atau berfirasat itu
tanda-tanda kepergiannya. Agus Patirane, sutradara Trauma Marissa menceritakan
betapa jahil dan isengnya Nike, saat syuting terakhir hari Jum’at 16 Maret
1995. “Masa’ sewaktu saya sedang nungging melihat monitor, Nike tiba-tiba
mencolek pantat saya. Aduh, jahilnya nggak ketolongan deh dia hari itu.
Nggak biasa-biasanya dia begitu,” kata Agus.

Bukan cuma Agus, kru yang lain pun tak luput dari keisengan hari itu.
“Selain iseng, Nike juga terlihat gagap saat syuting terakhir. Sampai harus take berulang-ulang. Waktu saya tanya apakah dia mabuk?
Keke sehat banget kok! Tapi nggak tahu kenapa jadi gagap. Mulut Keke seperti
terkunci untuk mengucap dialog,” ujar drg. Fadli, yang berperan sebagai ayahnya
dalam Trauma Marissa. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Minati Atmanegara,
yang berperan sebagai ibunya. “Memang Nike agak gagap hari itu. Nggak biasanya
sih. Tapi hari itu Nike memang agak lain. Biasanya dia selalu ngeluh soal
kulitnya, matanya, tubuhnya. Tapi hari itu tumben dia memuji diri sendiri
, ‘Ih, Nike cantik ya kayak Marilyn Monroe’. Kita semua jadi tertawa.
Lalu saya komentari ‘kamu memang cantik kok,” kenang Minati.
Saat syuting terakhir Nike bahkan sempat meniru- niru
gayanya Marlyn Monroe. Kebetulan scene hari itu mengambil Keke dalam posisi diatas
teras. Setiap kali ada teriakan Cut!, Keke membungkukan badan dan
melambaikan tangan sambil berucap, ‘mirip Marilyn Monroe ya’. Agus pun mendapat
kenangan terakhir. Setelah syuting selesai, Nike menghampiri dan mencium
pipinya sambil berkata, “Om Agus, selamat tinggal. Sampai ketemu nanti”.
Kata kata yang samar artinya itu dipertanyakan oleh Agus. Tapi Nike sambil
tersenyum Nike mengatakan bahwa ia akan syuting sinetron lain dan video klip.
Tapi ia berjanji melanjutkan syuting tanggal 22 Maret. Dari dalam mobil,
sebelum meninggalkan lokasi syuting, setiap orang diteriaki salam perpisahan.
Bahkan, Nike sempat memberikan sallam perpisahan kepada Trasta, kameramen
yang terhitung jarang bercanda dan tak terlalu akrab dengannya. Demikian
juga dengan Cok Simbara, yang berperan sebagai Om nya dalam sinetron ini.
“Waktu saya terima telpon, saya shock. Saya sempat berpikir ini cuma
bercanda. Tapi kalau dipikir-pikir, April Mop masih jauh. Rasanya
nggak mungkin Keke pergi secepat itu. Kenangan tak terlupakan bagi saya,
selama syuting setiap kali akan melakukan adegan menangis. Untuk memancingnya,
Keke harus melihat mata saya. Kalau saya kelupa’an atau konsentrasi lagi
ditempat lain, dengan gaya merajuk ia akan menarik tangan saya sambil berkata,
‘Om, matanya mana om,’ kenang Cok Simbara.

Buka cuma sahabat-sahabat di
Trauma Marissa saja yang diberi pertanda. Fitri, sobat kentalnya
pun merasakan sesuatu. Sebelum berangkat ke Bogor, Keke memaksa Fitri untuk
menginap di rumahnya. Ketika Fitri mengatakan tidak punya baju untuk ganti,
Keke menyuruh memakai baju miliknya.
“Semua barang yang ada dikamar ini boleh Fitri pakai. Keke nggak marah.
Dan kalau ada yang marah, bilang sama Keke ya,” kenang Fitri, sambil mengusap
air mata.

Keke juga sempat memberi pesan pada teman-temannya yang saat itu berkumpul dirumahnya. “Tolong jagain Fitri. Jangan sampai ada yang menyakiti
hatinya”. Seminggu sebelumnya, Keke minta ditemani tidur bareng Fitri.
Tangan Fitri digenggam erat sepanjang malam. “Waktu saya tanya kenapa, dia
bilang ‘Nggak apa-apa, Keke lagi kangen aja ama Fitri’. Ya udah, berhubung
saya kangen juga ama dia, genggaman itu tidak saya lepaskan,”. Kedekatan
Keke dengan Fitri memang cukup kuat. Terbukti dengan ajakan Keke untuk minta
ditemani Fitri sekolah di Australia, selepas kesibukannya main film dan nyanyi . Tapi rencana itu sekarang tinggal rencana. Nike sudah pergi untuk selama-lamanya.
“Melihat Nike seperti melihat adik saya sendiri. Lihat deh wajah kita,
mirip kan. Ketika melayat, saya merinding juga melihat foto kita berdua terpampang di
rumahnya. Sewaktu lihat saya, ibunya langsung nangis. Di rumah Nike, kalung saya, batunya, tiba-tiba copot. Terus air air tumpah. Saya pikir,
Nike kasih tanda minta disembahyangin. Langsung saja saya sembahyang di kamarnya.
Apalagi semalam (18/3) bulu kuduk saya berdiri terus. Sejak tengah malam
sampai jam tiga pagi. Saya merasa bakal ada sesuatu, tapi nggak tahu apa.
E..e, nggak tahunya pagi-pagi dapat kabar Nike meninggal. Ya Tuhan, Nike
kan masih muda,” kata Paramitha Rusady, hampir tak percaya.

Komentar yang sama juga datang dari Minati. “Nike masih muda dan punya banyak
potensi. Dia sudah seperti adik sendiri buat saya. ”
Setiap ada masalah soal kecantikan dia ngeluh ke saya. Saya sempet nasehatin,
‘kalau mau segar jangan begadang’. Dan kemarin akhirnya dia mencatat alamat
sanggar saya. Katanya mau senam,” tutur Minati. Sebetulnya, Nike Ardilla
sudah lama tahu kalau Minati punya sanggar senam. Tapi baru pada hari itu
dia menyatakan keinginannya untuk ikut senam di sanggarnya. Semua yang dikatakan
atau dilakukannya Nike Ardilla pada hari-hari terakhirnya, bisa dianggap sebagai
pertanda, bisa juga tidak. Tapi yang pasti, kepergian Nike Ardilla seperti
menghidupkan kembali semua kenangan di hati para sahabatnya.

“Nike itu orangnya nggak reseh. Temannya banyak. Hobinya mengumpulkan teman-
teman. Karena itu dimana-mana dia punya sahabat, teman-teman. Saya juga
sering jalan bareng sama dia,” kata Alba Fuad (Abut), salah satu dari sekian
banyak sahabat dekat Nike Ardilla.

“Kalau syuting video klip dengan Nike, bisa cepat selesai. Soalnya dia memang
gampang di direct,” kata Ria Irawan, yang pernah menggarap dua video
klip lagu Nike ; Suara Hati, Biarkan Cintamu Berlalu.
“Dia bisa buang egonya sebagai artis. Dia nurut dan pasrah pada konsep yang
saya buat. Kalau mau syuting dia nggak pernah bilang ‘gue maunya dibikin
begini, begitu’. Tapi dia selalu bilang “gue mau kamu apain”? Pokoknya dia nggak menentukan maunya sendiri. Kooperatif banget deh!
Dia juga nggak mengeluh meski syuting baru dimulai jam satu pagi. Sebagai
artis Nike juga tau banget bahasa tubuh. Gerakannya bisa disetel pas dengan
beat lagu dan gerak kamera. Dan enaknya, di-shoot dari mana
saja dia kelihatan cantik.
Jadi sebagai sutradara saya nggak pernah pusing memilih angle.
Waktu syuting klip Suara Hati ditempat kejadian Aldi meninggal
(rumah Ria Irawan), percaya nggak, Nike dua kali jatuh tanpa sebab. Padahal
dia lagi tenang-tenang berdiri. Kita terus lihat-lihatan, sama-sama heran
dan sadar ada yang aneh. Tapi kita sepakat meneruskan syuting. Dan waktu
melihat hasilnya, Nike kelihatan puas banget,” tutur Ria Irawan.

Inneke Koesherawaty, aktris yang sedang naik daun, juga punya kenangan tak
terlupakan tentang almarhumah. Mereka kenal saat pemilihan Gadis Sampul pada
1990. Meski baru saat itu, keduanya langsung jadi akrab. “Kemana-mana dia
ngintil saya terus. Sampai tidur pun berdua, meski dia punya jatah
kamar sendiri. Dia itu agak penakut, sampai-sampai pergi ke kamar mandi
pun minta ditemani . Makanya saya sedih banget ketika mendengar Nike pergi.
Beberapa waktu sebelumnya, kita sempat jalan bareng, dia kelihatan bahagia
banget waktu itu. Ceritanya macam-macam, pokoknya dia lagi seneng deh. Nggak
disangka itu pertemuan terakhir. Nike,Nike…, kenapa jadi tragis begitu,”
kata Inneke dengan sedih. “Dia kan masih muda, sama dengan saya, 19 tahun.
Dia lahir 27 Desember, saya 13 Desember 1975. Dimata saya Nike anak yang
baik. Saya hanya bisa mendoakan semoga arwahnya diterima di sisi Allah SWT,”
tambah Inneke. Ya, selamat jalan Nike Ardilla, semoga Tuhan memberi tempat
yang layak disisiNya…

Rabu, 06 April 2011

Que Sera Sera

When I was just a little girl
I asked my mother, what will I be
Will I be pretty, will I be rich
Here's what she said to me.

Que Sera, Sera,
Whatever will be, will be
The future's not ours, to see
Que Sera, Sera
What will be, will be.

When I was young, I fell in love
I asked my sweetheart what lies ahead
Will we have rainbows, day after day
Here's what my sweetheart said.

Que Sera, Sera,
Whatever will be, will be
The future's not ours, to see
Que Sera, Sera
What will be, will be.

Now I have children of my own
They ask their mother, what will I be
Will I be handsome, will I be rich
I tell them tenderly.

Que Sera, Sera,
Whatever will be, will be
The future's not ours, to see
Que Sera, Sera
What will be, will be.

Selasa, 05 April 2011

I LOVE NIKE ARDILLA

RAHASIA NIKE ARDILA


nike_ardillaTak banyak yang tahu bagaimana mendiang Nike Ardila merintis karier musiknya. Ternyata alumnus SMA Trimurti, khususnya eks 1-5, ikut andil dalam perjalanan karier penyanyi melankolis ini. Kok bisa?
nike-kecilJAUH sebelum dilambungkan Deddy Dores dengan lagu-lagu melankolis Seberkas Sinar, Bintang Kehidupan, Biarkan Cintamu Berlalu, Sandiwara Cinta, Nike kecil merintis karier dari panggung kecil ke panggung kecil yang lain. Niatya menekuni panggung tarik suara semakin serius setelah pada tahun 1985 menjadi Juara Harapan I Lagu Pilihanku TVRI dan Juara Festival Pop Singer HAPMI Kodya Bandung. Usia Nike waktu itu masih 10 tahun.
Gelar juara membuat Nike kian berambisi meretas karier. Bahkan mojang priangan ini berani tampil di Surabaya. Nah, waktu tampil di Taman Remaja Surabaya (TRS) itulah, ada bau-bau SMA Trimurti di sini. Maksudnya? Ya, dalam beberapakali show, Andisco dan Eko Kebo ikut mengawal penyanyi yang dulunya memakai nama Nike Ratnadila ini.
nike-ardila-kecilEks 1-5 ini mengawal Nike lantaran sepupu Nike yang bernama Iwan, adalah teman main Andisco. Dan kebetulan Iwan yang tinggal di Jl Kanginan juga sering clubbing bersama eks 1-5. Dan ternyata, pengalaman manggung di Taman Remaja ini sangat penting bagi perjalanan karier Nike.
Tepat tiga tahun kemudian, 1988, sebuah album dirilis. Tak lama Nike kian mengundang perhatian. Karier Nike tambah bersinar setelah berkolaborasi dengan Deddy Dores yang pas banget dengan karakteristik vokal dan wajah melankolis Nike Ardila.
Yah, siapa sangka ada andil eks Smatri dalam karier Nike Ardila…
Awal Karier
nike1Nike Ardilla lahir di Bandung tanggal 27 Desember 1975 dari pasangan R. Eddy Kusnadi dan Nining Ningsihrat. Sejak kecil sudah mengawali karir dengan mengikuti berbagai festival menyanyi di Bandung, sampai kemudian bakatnya ditemukan oleh produser musik Deddy Dores. Karir musiknya di dunia hiburan pun dimulai. Tahun 1987, oleh Ningsihrat ia diboyong ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI) asuhan Djadjat Paramor. Di situ ia bertemu dengan Deni Kantong, guru menyanyinya, dan Deni Sabrie, yang kemudian jadi manajernya. Dua Deni itu memperkenalkannya pada Deddy Dores. Deddy membuatkan beberapa lagu untuk album pertama Nike yang bertajuk Seberkas Sinar yang terjual lebih dari 500.000 ribu kopi. Sebelumnya Deddy Dores juga sempat menyatukan Nike dengan dua anak didik Deddy dan Deni bernama Deni Angels bersama Cut Irna dan Lady Avisha. Tahun berikutnya Nike merilis album keduanya yang bertajuk Bintang Kehidupan yang mendapatkan sambutan luar biasa, dan terjual dengan angka yang fantastis, yaitu dua juta kopi Selanjutnya Nike merilis album-album yang menjadi best seller. Album rekaman terakhir Nike Ardilla sebelum wafat yang bertajuk Sandiwara Cinta terjual sampai menembus angka tiga juta kopi dan lima juta copy seasean. Karir Nike Ardilla dalam dunia seni peran juga berjalan mulus seiring dengan dirilisnya album pertama. Nike bermain film Kasmaran bersama almarhum Ryan Hidayat pada tahun 1987 dan terus melahirkan film-film box office sepanjang periode akhir 80an dan awal 90an. Nike Ardilla juga sukses dalam beberapa sinetron.

Kematian
nike3Pada tanggal 19 Maret 1995, kurang lebih pukul 06.15 pagi Nike Ardilla tewas dalam sebuah kecelakan tunggal. Mobil Honda Genio berwarna biru metalik plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di jalan E. Martadinata. Diperkirakan Nike tewas seketika, tetapi saksi yang berada disekitar lokasi kecelakan menuturkan Nike belum meninggal saat kejadian, baru dalam perjalanan ke rumah sakit Nike meninggal. Nike mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya. Nike yang saat itu bersama manajernya, Sofiatun, baru saja kembali dari diskotik Polo. Isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang diantaranya menyebutkan bahwa Nike mengendarai mobil dengan keadaan mabuk, tapi kemudian kabar itu dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci kecelakaan itu. Sofiatun mengatakan Nike hanya meminum orange jus. Hasil visum polisi menyebutkan tidak menemukan kadar alkohol dalam tubuh Nike. Ada kesimpangsiuran tentang waktu kematian Nike Ardilla, menurut saksi kejadian itu terjadi pukul 3 pagi, tapi saksi lain mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi pukul 5.45 pagi, laporan resmi mengatakan bahwa waktu kejadian adalah pukul 06.15 pagi. Nike Ardilla dimakamkan pada sore itu juga, diantar oleh ribuan penggemarnya beserta para artis ibukota. Kematiannya menghebohkan dunia hiburan Indonesia, ditangisi para fans yang sampai beberapa hari setelah kematiannya masih setia berada di kediaman Nike Ardilla.
Menurut Atun yang bersama Nike berada di mobil itu, ditengah perjalanan pulang Nike mengendarai mobil itu dengan tidak menggunakan sabuk pengaman. Mobil Nike berusaha menyalip mobil berwarna merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang, Nike langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak sebuah pohon dan langsung terpental menabrak pagar beton bak sampah di kantor Usaha Pribadi di jalan RE. Martadinata dan Nikepun tewas seketika.
Pengaruh
nike2Tak lama setelah kematianya nama Nike Ardilla justru menjulang. Publik masih terus membicarakan Nike Ardilla. Majalah Asia Week menafsirkan Nike dalam sebuah kalimat satir “In Dead She Soared” atau “Dalam Kematian Dia Bersinar”. Setiap tahunnya ribuan penggemar yang tergabung dalam Nike Ardilla Fansclub melakukan ritual khusus pada tanggal 19 Maret dan 27 Desember yaitu berziarah ke makam dan mengadakan acara mengenang Nike seperti memutarkan film-film Nike dan menyanyikan lagu-lagu Nike di Bandung, tempat kelahiran dan tempat berpulangnya Nike. Sebuah museum juga didirikan di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung. Semua barang-barang Nike tersimpan disana, seperti pakaian yang dikenakannya saat kejadian dan replika kamar Nike Ardilla. Selain itu, hampir semua album rekaman lagu-lagu Nike berhasil memperoleh penghargaan, terutama dari segi penjualan. Dalam rentang waktu yang relatif pendek, dia berhasil mengembangkan demikian jauh popularitas dan fanatisme penggemarnya bahkan melampaui apa yang diperoleh penyanyi terkenal yang sudah berkiprah puluhan tahun di dunianya.
Di Sulawesi Barat terdapat pula rumah makan dengan nama Rumah Makan Nike Ardila yang berlokasi di Wonomulyo, Polewali Mandar. Setiap harinya di rumah makan ini diputarkan lagu-lagu Nike.
Prestasi
  • Juara Harapan I Lagu Pilihanku TVRI – 1985,
  • Juara 1 Festival Pop Singer HAPMI Kodya Bandung – 1985,
  • Juara 3 Golongan Teruna Festival Penyanyi Indonesia,
  • Populer Bandung 1986,
  • Juara 1 Festival Musik 3 Warna se Jawa Barat – 1987,
  • Pemenang BASF AWARD “Bintang Kehidupan” 1990,
  • Pemenang BASF AWARD “Nyalakan Api” – 1991,
  • Pemenang Asia Song Festival Shanghai China 1991,
  • Pemenang BASF AWARD “Biarkan Aku Mengalah” – 1993,
  • Pemenang Kaset Emas HDX “Biarkan Cintamu Berlalu” – 1994,
  • Promotour Video Music Indonesia Yogyakarta 6 – 9 Oktober 1994,
  • Video Klip Favorit VMI Bulanan Lagu Biarkan Cintamu Berlalu,
  • Bintang Favorit Dunia Bintang tahun 1994-1995,
  • Bintang Favotit Dunia Bintang versi wartawan tahun 1994-1995,
  • Peraih Anugerah Emas Malaysia 1995 untuk album Duri Terlindung,
  • Video Klip Favorit Tahunan (1994-1995) album Biarkan Cintamu Berlalu,
  • Video Klip Terbaik Bulanan album Sandiwara Cinta April 1995,
  • ANUGERAH HDX 1996 untuk album Suara Hatiku,
  • Musik Mingguan Award 1996 kategori kaset terlaris untuk album Suara Hatiku,
  • BASF Award 1996 untuk album Mama Aku Ingin Pulang kategori triple platinum,
  • Penghargaan TVRI atas karya Nike Ardilla di belantika musik Indonesia,
  • Video Klip Favorit VMI 1997 untuk lagu Panggung Sandiwara,
  • Pemenang Kaset Emas HDX untuk Sandiwara Cinta – 1996.
Prestasi bidang model
  • Sampul Majalah Sahabat Pena – 1986
  • Juara 3 LA Clark Jeans Contest – 1989
  • Juara Favorit GADIS Sampul 1990
  • Sampul Majalah Populer 1990
  • Sampul Majalah Djoko Lodang – 1991
  • Sampul Majalah Mangle – 1991
  • Sampul Majalah Kartini 1995
  • Sampul Majalah URTV Malaysia – 1995
Diskografi
  • Album Seberkas Sinar 1990
  • Album Bintang Kehidupan – 1990
  • Album Nyalakan Api – 1991
  • Album Matahariku/Izinkanlah – 1991
  • Album Biarkan Aku Mengalah 1993
  • Album Duri Terlindung 1994
  • Album Biarkan Cintamu Berlalu 1994
  • Album Sandiwara Cinta – 1995
  • Album Mama Aku Ingin Pulang – 1995
  • Album Suara Hatiku – 1996
Singles released
  • Star Of Life (bintang kehidupan english version) 1992
  • Tinggalah kusendiri 1993
  • Deru Debu (radio released)
  • Cinta Kita 1995
  • untuk Apa Lagi 1995
  • Biarkanlah 1996
  • Cinta Diantara Kita 1997
  • Panggung Sandiwara 1997
  • Ingin Kulupakan 1998
  • Belengu Cinta 2000
Album kompilasi
  • Bandung Rock Power 1988
  • Gadis Foto Model 1989
  • Album Ost Pocong – 1996
  • BEST OF THE BEST VOL.1 -1999
  • BEST OF THE BEST VOL.2 -2000
  • BEST BEAT -2002
Singles soundtrack
  • Ost Nuansa Gadis Suci 1992
  • Ost Nakalnya Anak Muda 1992
  • Ost Aksara Bisu 1992
  • Ost Lupus 1992
  • Ost Deru Debu 1994
Filmografi
Sinetron
  • Perkawinan Pilihan – 1990
  • Gara-Gara – 1990
  • Pelangi Di Hatiku – 1991
  • Bunga Kampus 1992
  • Sukreni Gadis Bali 1993
  • Trauma Marissa 1994
  • Ceplas-Ceplos 1994
  • Saputangan dari Bandung Selatan 1994
  • None – 1994
  • Warisan I & II 1995
  • Jalur Putih – 1995
  • Mentari Di Balik Awan – 1996
  • Mutiara Cinta – 1996
Iklan
  • Belia – 1993
  • Sunsilk – 1993
  • Vicee 500 – 1994
Penghargaan
Trivia
  • Tinggi badan Nike Ardilla adalah 1.68 meter dan berat 47 kilogram.
  • Hobi Nike Ardilla adalah musik, berenang, dan badminton.
  • Makanan kesukaannya adalah hamburger, mie bakso, jengkol goreng.
  • Minuman kesukaannya adalah Coca-Cola, Yogurt.
  • Nike mempunya beberapa nama kecil antara lain Nike, Neneng, Keke, dan Amoy.
  • Mobil Honda Genio yang dipakai Nike saat kecelakaan berhasil dilelang seharga Rp 100 juta oleh seorang gadis bernama Lia Nathalia yang kini juga menjadi penyanyi.
  • Pada acara 40 hari meninggalnya Nike Ardilla diadakan doa bersama di gedung Balai Sartika Bandung pada tanggal 26 April 1995. Acara yang merupakan bagian dari peringatan empat puluh hari meninggalnya Nike Ardilla dihadiri sekitar 200-an tamu undangan, termasuk puluhan artis ibu kota yang khusus datang dengan dua bus besar serta rekan-rekan dari PAPRI dan HAPMI Jawa Barat. Dalam peringatan ini hadir pula keluarga Nike.
  • Pada 40 hari itu juga, makam Nike dikunjungi oleh lebih dari lima ribu penggemar.
  • Bangunan makam Nike boleh dibilang amat megah. Tak berbeda dengan makam toko-tokoh nasional yang amat penting, makam Nike juga dilindungi bangunan cukup berundak-undak yang terbuat dari beton yang atapnya disangga empat pilar kokoh. Makamnya sendiri seluruhnya dilapis oleh kayu yang khusus di datangkan dari Kalimantan Timur. Makamnya juga di pagari tembok yang penuh tulisan kata-kata kenangan untuk Nike Ardilla, termasuk puisi dan doa-doa dari penggemar.
  • Sepanjang karirnya, Nike telah menjual album yang kesemua albumnya mendapatkan multiplatinum, rata-rata terjual diatas satu atau dua juta kopi, kecuali album pertama yang ‘hanya’ terjual 500 ribu kopi. Bahkan setelah kematiannya terus bermunculan album-album berisi kumpulan lagu Nike Ardilla yang semuanya diperkirakan berjumlah 40 buah album.
  • Nike Ardilla menjadi satu-satunya artis Indonesia yang kematiannya selalu diperingati oleh para fansnya. Diluar hal semacam ini terjadi pada Jhon Lennon, Marlyn Monroe, atau Bruce Lee.
  • Nike Ardilla menjadi satu-satunya artis dengan penjualan album terbanyak sepanjang masa di Indonesia, data terakhir sudah terjual lebih dari 25 juta kopi album Nike yang terjual, termasuk penjualan di Malaysia dan negara-negara lainnya.
  • Nama panggung Nike Ardilla sebelumnya adalah Nike Astrina yang diambil dari nama seniornya, Nicky Astria, Ini karena corak musik keduanya sama dan Nicky Astria juga adalah besutan Deddy Dores
  • Video klip sandiwara cinta versi kedua atau lebih dikenal oleh para fansnya sebagai “versi Monroe” adalah video klip terakhir Nike semasa hidup dan disutradarai oleh Rizal Mantovani. Menampilkan Nike yang sekilas terlihat seperti idolanya, Marylin Monroe. Syutingnya dimulai 10 hari sebelum Nike tewas. Video ini sebetulnya belum selesai digarap, namun karena Nike kemudian tewas, Rizal mengubahnya menjadi seperti sebuah video dokumenter Nike sepanjang karirnya. Setelah kematiannya, video klip lagu Nike Ardilla biasanya menampilkan model yang mempunyai mirip dengan dirinya.

Nike Ardila

Nike Ardilla di Majalah Musik KORT Edisi Juni 2009


Nike Ardilla memang tidak ada matinya. Setelah beberapa waktu lalu muncul di tayangan Silet RCTI dan MetroTV di acara 10 metro file episode public figure/tokoh yg mati muda yg sangat diingat oleh masyarakat (Nike berada di urutan no. 2 setelah Munir), sebuah majalah musik ibukota : KORT, menghadirkan Nike di edisi Juni 2009 dalam artikel Story of Musician.

Artikel dengan gaya cerita yang santai dan akrab ini menceritakan bagaimana seorang Nike Ardilla yang mempunyai jiwa sosial dan keperdulian terhadap sesama yang tinggi, menyantuni kaum duafa tanpa berfikir 2 kali (dengan ilustrasi cerita nyata dari sahabat Nike, fotografer Edi Bogel). Bagaimana perjalanan karir Nike. Dan menceritakan pula detik-detik menjelang kepergiannya yang penuh dengan hal-hal yang ganjl dan tidak biasa, sampai pada kejadian kecelakaan yang merenggut nyawa Nike.

Artikel ini juga memuat beberapa foto Nike dengan berbagai gaya yang diremake sedemikian rupa sehingga menambah nilai plus bagi para pembacanya. Tidak ada hal negatif dan tak perlu diceritakan tentang Nike dalam artikel ini. Sebagian besar mengungkap pribadi Nike yang mulia. Karena menurut penulisnya : "untuk apa kita biarkan pikiran liar kita bekerja hanya untuk menduga-duga sesuatu yang kebenarannya saja masih diragukan. Untuk apa? Apa untungnya? Apa nggak sebaiknya kita malah melihat hal-hal baik yang justru sudah banyak dilakukan oleh almarhumah. Tentang kepeduliannya yang tinggi terhadap sesama."

Akhirnya, untuk lebih jelas dan lengkapnya, kayaknya teman-teman perlu membeli juga majalah ini deh. (maaf, sedikit promosi). - Adi Fahman -

Raden Rara Nike Ratnadila Kusnadi

Foto Keluarga Nike Ardilla

















Selasa, 06 April 2010

Nike Ardilla waktu kecil



Nike Ardilla


Koleksi Album Nike Ardilla
Musium Nike Ardilla
Jl Aria Utama,komp Aria Graha (sampingMakro) Sukarno Hatta
Makam Nike Ardilla Jln Imbanegara,desa Cidudu.Ciamis Jawa Barat.

Nike Ardilla berpulang ke Rahmatulloh




Lokasi kecelakaan RE.Martadinata Bandung

Mobil Nike Ardila D 27 AK

Mobil Nike Ardila D 27 AK

Genio Civic Nike Ardilla



Pagi itu, Jl. R.E. Martadinata Bandung terjadi kejadian mengenaskan. Mobil Honda Genio Civic biru metallic plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah. Satu penumpang tewas pukul 06.15 itu. Awalnya Genio itu berusaha menyalip mobil merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang, si sopir langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak pohon dan terpental menabrak pagar beton bak sampah kantor Usaha Pribadi.

Si sopir tewas seketika, 19 Maret 1995. Seandainya dia ”bukan siapa-siapa”, mungkin orang-orang sekadar menganggapnya sebagai sopir ugal-ugalan yang sedang sial. Namun, perempuan di balik kemudi mobil naas itu adalah penyanyi yang albumnya sudah terjual lebih dari 5 juta keping: Nike Ardilla. Kontan itu membuat heboh masyarakat Indonesia.

Di internet sudah banyak tulisan tentang kisah Nike Ardilla ini. Dan, kontroversi misteri kematiannya sampai hari ini pun belum tuntas. Apakah karena Nike dalam kondisi tidak fit atau sampai muncul adanya sabotase terhadap mobilnya mengingat konon ban mobilnya lebih kecil daripada ban standar Genio Civic, sampai kini pertanyaan-pertanyaan itu belum terjawab dengan memuaskan. Namun, pernahkah Anda mendengar kematian Nike Ardilla ini mempengaruhi penjualan Honda Genio Civic. Yang saya ingat waktu itu, sebelum Nike tewas, banyak orang berburu membeli sedan yang waktu itu tampak paling sporty dibanding sedan-sedan sejenis. Namun, setelah cewek yang dipanggil akrab Keke itu meninggal, kok Genio Civic surut bersliweran di jalan-jalan. Ada hubungannya kah? Atau, tidak? Ah, ini hanya pikiran mengawang-awangku. Kebenarannya sulit dibuktikan.

Yang jelas, Nike Ardilla sudah memenuhi kaidah sebagai ikon budaya pop Indonesia. Pembahasan apik tentang penyebab kecelakaan Nike Ardilla bisa Anda baca di blog Martin T. Teiseran.

Minggu, 03 April 2011

Sabtu, 02 April 2011

Nike Ardila I LOVE YOU

atnadilla

Blog ini
Di-link Dari Sini
Web
Blog ini
 
 
 
 
Di-link Dari Sini
 
 
 

Web
 
 
 

Rabu, 01 Juli 2009

Resensi Kaset Nike Ardilla


Mengikuti berita-berita yang berkaitan dengan meninggalnya Nike Ardilla,sungguh menarik.Ia bukan bintang besar macam almarhum Bing Slamet atau S.Bagio,bukan pula artis karismatis macam Iwan Fals atau Oma Irama.Ia cuma gadis cantik berwajah sendu dan kurang memancarkan kecerdasan.Suara serta aktingnya pun rata-rata.Ia jauh dari bayangan Marilyn Monroe yang dipujanya,atau pun Madonna yang pertunjukan maupun penampilannya selalu mengehebohkan.

Namun agaknya Nike memiliki berbagai simbol yang menjadi harapan dan impian masyarakat kita,sekaligus mempertautkan mereka dengan sejumlah kegelisahan bawah sadar yang telah begitu lama tak mampu diredakan.Sehingga jadilah Nike--dengan kematian tragisnya-- sosok yang sanggup meletupkan segala macam isi hati masyarakat,yang di dalamnya terdapat masyarakat media massa.



Hingga menjelang 40 hari meninggalnya,menurut berita yang mengutip pengakuan keluarganya,sekitar dua ribu penggemar masih menyambangi rumahnya di Bandung.Mereka datang bukan hanya dari sekitar Bandung,tapi juga dari berbagai wilayah Indonesia bahkan Malaysia,Brunai,dan Singapura!!
Media massa pun masih terus menggulirkan informasi seputar dirinya.Keluarganya pun sampai membangun museum serta membangun makam khusus untuk memudahkan ziarah.

Nike Ardilla tiba-tiba menyadarkan kita,terutama kalangan yang selama ini kurang hirau pada dunia bintang Indonesia karena dianggap lebih dekat dengan stempel "tidak mutu",bahwa dirinya punya tempat istimewa di lingkungan masyarakat penggemar pop culture.Dan sudah pasti pula hal itu akan membawa konsekuaensi manis bagi pasar yang haus akan sensasi dan keuntungan.




Sepanjang tahun 2005 sampai dengan bulan September ini, ada 4 Album Kompilasi Nike Ardilla dan 1 Album Deddy Dores khusus mengenang 10 tahun kepergian Nike Ardilla yang beredar di pasar musik tanah air. Dari 4 album kompilasi Nike tersebut, satu diantaranya hanya beredar dalam bentuk CD. Album-album tersebut melengkapi album-album kompilasi Nike Ardilla produksi Music plus yang masih beredar sampai dengan Desember 2005 nanti seperti Best of the Best I & 2 dan Best Slow 1 & 2. Untuk lebih jelasnya, berikut resensi kelima album yang direlease tahun 2005 tersebut.



PRIVATE COLLECTION NIKE ARDILLA & DEDDY DORES
Produksi : PT. Harmonika Irama Kharisma dan PT. Opera Swara Genta
Tahun : 2005
Format : CD

CD ini berisi 14 lagu perpaduan Hits Nike Ardilla dan Deddy Dores. CD ini direlease di awal tahun dan cukup bisa mengobati kerinduan penggemar Nike dengan lagu Rona-Rona Biru yang tidak terdapat di kompilasi the best yang diproduksi Music Plus. Bagi penggemar-penggemar baru, tentu saja lagu Rona-Rona Biru ini masih cukup asing ditelinga.

Sayangnya proporsi antara Nike dan Deddy Dores tidak berimbang. Dari 14 lagu yang ada, Nike hanya menyanyikan 4 lagu, dan 2 diantaranya duet dengan Deddy Dores. Selebihnya didominasi oleh Deddy Dores dan satu lagu yang dinyanyikan secara keroyokan oleh sahabat Nike bertajuk Selamat Jalan Nike. Dengan demikian, Nike terkesan hanya sebagai Bintang tamu saja.

Yang menjadi nilai plus CD ini, pemilihan foto Nike untuk Cover yang lain dari yang lain. Bagi penggemar Nike, mungkin baru melihat foto Nike yang ini. Nike tampil sangat bersahaja disini.





BEST OF THE BEST NIKE ARDILLA
Produksi : PT. Harmonika Irama Kharisma dan Harpa Records
Tahun : 2005
Format : Kaset




Kaset ini berisi 18 lagu yang tidak semuanya dinyanyikan oleh Nike Ardilla dan sebagian sudah ada di CD Private Collection. Nike hanya membawakan 5 lagu disini, dua diantaranya duet dengan Deddy Dores dan satu diantaranya yaitu lagu Kelap-Kelip Cinta adalah lagu baru. 13 lagu lainnya dinyanyikan oleh penyanyi lain seperti Yessy Gasela, Deddy Dores, Wulan, Kumpulan artis Sahabat Nike dan Robby NS.

Sebenarnya, album ini bisa menjadi pengobat rindu para penggemar Nike yang selalu menunggu-nunggu sesuatu yang baru dari Nike. Sayangnya, album ini terkesan dibuat terburu-buru dan asal jadi sehingga kualitasnya menjadi kurang bagus. Foto Nike untuk cover saja sama dengan CD Private Collection terdahulu.

Entah pertimbangan apa yang diambil produser album ini sehingga tidak menempatkan lagu Kelap-kelip Cinta sebagai lagu andalannya. Padahal lagu ini terbilang baru dan masih asing di telinga para penggemar Nike yang tentu akan mengundang penasaran dan dengan demikian bisa mendongkrak angka penjualannya.

Yang lebih mengecewakan lagi, Yessy Gasela kurang maksimal menyandang tugas untuk menyanyikan kembali lagu-lagu yang dulu sangat popular dinyanyikan Nike, padahal ia menyanyikan 8 lagu disini. Sebagai penyanyi senior seangkatan Nike, seharusnya Yessy bisa menunjukkan kelasnya. Tapi disini Yessy tidak menunjukkan penguasaan vocal yang prima malah banyak lengkingan vocal yang tidak berpower dan berkesan cengeng. Dan hasilnya, sudah bisa dipastikan lagu-lagu yang dulu begitu indah dinyanyikan Nike, di album ini lagu-lagu tersebut jadi sangat tidak enak untuk didengarkan.

Album ini memang mengecewakan, meskipun produser sudah mencoba mengemasnya dengan cover yang cukup ekslusif, tapi itu tidak bisa menutupi kekurangannya. Bandingan dengan album Ingin Kulupakan produksi Music Plus tahun 1999 yang lalu. Dan mungkin karena itulah setelah kurang lebih sebulan beredar di pasaran, album ini harus ditarik lagi dari peredaran dengan alas an salah cover.

LAGU-LAGU UNGGULAN NIKE ARDILLA
Produksi : Harpa Records.dan PT. Resswara Rodakreasi
Tahun : 2005
Format : Kaset



MENGENANG 10 TAHUN NIKE ARDILLA : SEANDAINYA KAU MASIH ADA (Dedy Dores)
Produksi : Anastra Records
Tahun : 2005
Format : Kaset


Album ini dibuat khusus oleh Deddy Dores dalam rangka memperingati 10 tahun kepergian Nike Ardilla yang sekaligus menandai kembalinya ia ke kancah musik Indonesia setelah 5 tahun vakum.

Yang menjadi lagu andalan dalam album ini adalah lagu Seandainya Kau Masih Disini yang liriknya ditujukan untuk Nike Ardilla dan menjadi satu-satunya lagu baru dalam album ini. Lagu-lagu yang lain adalah lagu-lagu ciptaan Deddy Dores yang dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi orbitannya dan pernah menjadi hits (termasuk lagu yang dibawakan oleh Nike Ardilla).

Mendengarkan keseluruhan lagu ini memberi kesan Deddy Dores tengah melakukan eksperimen dalam konsep bermusiknya. Terdengar dalam lagu Cintaku Tak Terbatas Waktu yang dulu popular dibawakan oleh Ani Carera yang kali ini dibawakannya sendiri dalam balutan music country. Cukup chic dan berkelas.

Lagu-lagu yang ada di album ini adalah Seandainya Kau Masih Disini, Cintaku Tak Terbatas Waktu, Gagal dalam Bercinta, Sandiwara Cinta, Bintang Kehidupan di side A. Dan Biarkan Cintamu Berlalu, Semakin Rindu, Cintaku Takkan Berubah, Cahaya Hidupku, dan Hatiku Bagai di Sangkar Emas di side B. Lagu Gagal Dalam Bercinta dulunya berjudul Untuk Apa Lagi yang sempat juga dinyanyikan oleh Nike Ardilla.
Lagu-lagu yang ada di album ini cukup enak didengar, sayangnya tidak didukung oleh desain cover yang menarik. Kaset ini pun cukup sulit didapatkan karena jarang dijual di toko-toko kaset terkemuka.

20 LAGU PILIHAN FANS CLUB NIKE ARDILLA
Produksi : Musicplus
Tahun : 2005
Format :Kaset


Inilah Album yang ditunggu-tunggu sekian lama oleh Fans Nike. Dikemas dalam 20 lagu pilihan dengan lagu andalan Star of Life (Lagu Bintang Kehidupan yang liriknya diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan dinyanyikan oleh Nike pada Asia Song Festival Shanghai China 1991 dimana Nike menyabet gelar the Best New Comer).

Sebagian lagu-lagu pilihan ini memang belum pernah dikeluarkan dalam album-album kompilasi the best terdahulu, bagi para penggemar baru Nike, tentu saja album ini sangat membantu menambah perbendaharaan lagu-lagu Nike terutama bagi mereka belum memiliki koleksi lengkap album-album Nike selagi mendiang masih hidup.

Keseluruhan lagu-lagu dalam album ini adalah Side A : Star of Life, Tak Mungkin Bersatu, Dalam Biru Hatiku, Kehadiranmu, Didalam Sunyi, Untuk Kekasihku, Kau yang Terakhir, Kenyataan Manis, Surat Terakhir, Rona-Rona Biru, Side B 2 : Kalau Aku Bisa Terbang, Pudar, Cinta Bersemi, Bayang Dirimu, Baru Kusadari, Meraih Rembulan, Keraguan, Pengembara Terasing, Tegar, Kau Bukan Milikku.

Cover album ini lumayan menarik, hanya saja terkesan terlalu �ramai� sehingga menghilangkan kesan elegan. Namun terlepas dari itu, album ini banyak memberikan nilai plus dan patut untuk dikoleksi.

Akhirnya, semoga album ini didukung oleh promosi yang memadai, bila perlu dibuatkan video klip yang menarik sehingga bisa menarik pembeli bukan hanya para pengemar lama, tetapi juga menambah penggemar baru

Nikemania...ini adalah picture-picture asli Nike Ardilla yang ada di artikel.Kenapa kok hasilnya item putih en burem? Karena,kita dapetin artikelnya hanya berbentuk fotocopy dan pic Nike nya jadi burem karena di repronya cuman pake fasilitas camera HP alias hempun ( kata org sunda mah) yang cameranya pun masih VGA.Tapi lumayan lah,buat ngobatin rasa kangen kita ma Nike,tul ga?
Trus napa ga di masukin di Galerry Photo aja,karena ya itu dia,hasilnya ga memenuhi standard euy.Sok aja lah dipelototin yuk...




























Ini buat yang lom tahu aja,kalo yang udah tau mah...ya diem aja yah...heheheh....Katanya Klip ini dibikin di Bali,ini adalah versi dua nya,lom tayang di TV,sok mangga di simak baik-baik.














Cukup sulit untuk mendapatkan kaset ini di Jakarta, karena tidak dijual bebas di toko-toko kaset terkemuka. Peredarannya hanya melalui salah satu toko retail yang biasanya menjual barang-barang keperluan rumah tangga.

Album ini berisi 10 lagu, yang semuanya sudah ada dalam album pendahulunya : Best of the Best Nike Ardilla. Nike hanya kebagian membawakan 3 lagu. Seberkas Sinar dan Bintang Kehidupan (duet dengan Deddy Dores) dan hanya satu lagu yang dinyanyikannya sendiri yaitu Cukup Sampai Disini. 7 lagu lainnya dinyanyikan oleh Deddy Dores, Sahabat Nike dan Yessy Gasela.

Melihat kemasan dan lagu-lagu yang ada didalamnya, kaset ini sama dengan Best of the Best yang diproduksi Harika dan Harpa Records. Hal ini mengundang pertanyaan mengingat kedua kaset ini diedarkan pada waktu yang bersamaan dan dengan cover yang kurang lebih sama. Hanya judul album dan produsernya saja yang berbeda. Apakah ini jawaban atas ditariknya album Best of the Best Nike Ardilla terdahulu? Tapi mengapa jumlah lagunya dikurangi dengan harga bandrol yang jauh lebih mahal? Dan dari segi kualitas, tentu saja sama-sama mengecewakan dengan album pendahulunya, malah mungkin lebih mengecewakan lagi mengingat tak ada satu pun lagu baru Nike disini dan harus dibeli dengan harga lebih mahal sedangkan jumlah lagunya berkurang delapan.